Dan manusia ? Manusialah dengan alam fikirannya yang justru bisa menimbulkan ketiadaan itu : ia bisa menafikan hal ehwal.Ia bukan saja menyebabkan realitas jadi rapuh, tapi juga menyebabkan manusia lain jadi objek.Hubungan antara manusiapun hanya berkisar pada sadisme,masokhisme dan kebencian.maka seperti halnya,cinta tak ada bagi Sartre,Tuhan juga baginya bukan cuma telah mati,tapi tak pernah masuk hitungan. Atheisme yang sungguh radikal,juga suatu humanisme.
-Goenawan Mohamed-
April 26,1980
lalu, sudah tentu sebagai pemikir, haiwan berkaki dua dan mempunyai satu alat kelamin, kita manusia yang mendakwa beragama Islam,-: tidak dapat tidak, wajib menolak "idea, gagasan dan pemikiran" Sartre,pemikir bermata juling yang melihat dunia dari perspektif "aneh"-eksistanlist-
barang kali, ini sekedar sebuah kebarangkalian, Jean Paul Sartre, dalam Republik Kebisuan, bahasa perancisnya, Le neant hante l'etre, melihat dunia dalam keadaan paling brengsek-pinjam istilah Mas Goen-,think too much then he got too much "nothingness", justru beliau menolak "keberadaan Yang Maha Khalik, dalam kehidupan serba sementara ini. Beliau yang sempat digelar Raja Kaum Eksistianlist dikalangan pemikir perancis,sebuah monument yang sepi, yang melihat dunia dari perspektif aneh
justru terlalu kuat, memikir tentang "kematian"(barangkali),bagaimana kehidupan selepas mati,menyebabkan beliau mengambil kesimpulan mudah dan simple-: tidak ada kehidupan selepas mati.
justru idea berbahaya dan "merbahaya" dikecam semua "agama dan agamawi" yang wujud di jagatraya ini, lalu,bagaimana dengan anda- apakah anda pernah "terfikir"bagaiamana dengan kehidupan "anda" selepas roh tercabut dan dicabut dari badan anda ? bagiamana degan nasib diri anda,selepas ditimbus dan "kambus" dengan tanah ?
bagaimana ? aku kira Republik Kebisuan, garapan Sartre, pun tidak dapat menjawap pertanyaan "ngeri dan menggerikan itu. titik.
Sekian.titik
Jabatku
No comments:
Post a Comment