Saturday 20 January 2018

KITAB AL-HIKAM-KITA,AKU,KATA DAN KEMATIAN



Saban waktu,malah setiap hari kita mendengar, melihat dan menyaksikan "peristiwa sebuah kematian", tapi kita menerimanya secara bersahaja saja,paling-paling kita menggucapkan "Innalillahh hiwainnahirojiuun"dan menyampaikan "Deepest Condolence" kepada keluarga si-mati

secara makrifatnya, allah yang maha esa, menghantar mesej jelas," sudah kah kamu, wahai hamba ku bersiap sedia untuk menemukan "estatika kehidupan"-sebuah kematian-" ATAU kamu tidak pernah terfikir untuk "menempuh proses" kehidupan selanjutnya memasuki alam barzakh" atau bagaimana ?

Kitab Al-Hikam, ditulis ulama besar sufi,syeikh ibnu athoillah yang diterjemahkan H.Salim Bahresisy merupakan sebuah karya ilmiah yang pantas dibaca dan "dilahap" oleh kita, yang mendakwa beragama Islam justru ia dapat membuka minda kita,pola berfikir dan wawasan berfikir tentang hakikat dan ilmu ketuhanan-theology-

lebih jauh dan lebih dalam dari itu, disedari atau tidak kita dapat memahami the essence of suffisme apabila selesai "bersetubuh dengan kitab al-hikam".Kitab ini merupakan kitab tasawuf yang harus dan wajib dibaca oleh penikmat dan pencandu "zikrullah".

"Hai sekalian orang beriman : Berzikirlah kamu kepada allah sebanyak-banyaknya zikir.Dan bertasbihlah(mengkagumkan) Allah pada pagi dan petang,"

lalu, bagaimana dengan kita ?bagaimana dengan aku, dia, kau,kita dan mereka ? apakah kita sudah selesai berzikir, ? Berapakah "jumlah zikir" nama allah, selawat kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad telah kita lakukan ? atau kegiatan zikir tidak pernah termasuk dalam kegiatan rutin harian anda atau bagaimana

apa pun yang dibicarkan tentang kehidupaan dan penghidupan kita seharian, kita disedari atau tidak sedang menuju kearah batu, yang disebut "batu nisan". bila tiba saatnya, "kita akan kesana dan meninggalkan dunia yang fana ini"-justru itu, kita sebagai manusia Islam, perlu setiap saat untuk bersedia kealam sana.

untuk itu kita perlu mengenal the essence of our self,perlu mengenal diri kita kemudian mengenal allah.

jika kita tidak mengenal hakikat diri kita, mana munkin kita akan mengenal allah

untuk mengenal allah, anda perlu mendalami konsep suffisme dan mengamalkan wirid-wirid tarikat,untuk mensucikan hati, menggilap "basirah hati"lantas akan "mengetahui dan "merasa kemanisan dan kenikmatan" zikrullah
sekian.Jabatku. titiek

No comments:

Post a Comment